Kamis, 21 Juli 2016

Jangan Remehkan Si Fakir

Ketika Syah Abu Muhammad usai mengerjakan shalat asyar di sebuah masjid, tiba-tiba datang seorang pemuda yang nampak kelelahan dengan rambutnya yang kusut. Sepertinya pemuda itu seorang yang fakir.

Pemuda itu shalat di samping Syaikh Abu Muhammad. Selesai shalat ashar, pemuda itu duduk bersedeku sambil menunggu maghrib. Ia menekukkan kepala diantara dua lututnya.

Usai shalat maghrib berjamaah, pemuda fakir itu kembali duduk seperti semula. Ia tampak kedinginan.

Tiba-tiba datang utusan seorang raja yang mencari Abu Muhammad untuk diundang makan.

"Maukah kau ikut bersamaku menghadiri undangan Baginda Raja?" kata Abu Muhammad kepada pemuda fakir itu.

"Terima kasih. Aku tak ingin kesana, aku cuma menginginkan surbanmu untuk kupakai menghangatkan tubuhku yang kedinginan," jawab pemuda itu.

Mendengar permintaan pemuda itu, Abu Muhammad mengerjikan keningnya, kemudian pergi tanpa menghiraukanya.

Di istana Syaikh Abu Muhammad pesta makan sampai larut malam. Pikiranya tak ingat lagi pada pemuda fakir yang kedinginan dalam masjid itu.

Sepulang dari istana raja, Syaikh Abu Muhammad kembali ke masjid. Ia melihat pemuda itu masih ada ditempatnya, dengan duduk bersedeku tanpa selimut. Tapi sungguh tak berperasaan, Syaikh Abu Muhammad justru menggelar sajadahnya untuk tidur, yang tak jauh dari tempat duduk pemuda itu.

Dalam tidurnya, Syaikh Abu Muhammad mimpi bertemu rombongan Rasullullah dan para Nabi. Syaikh Abu Muhammad mendekati rombongan Rasullullah, kemudian mengucapkan salam. Tetapi Rasullullah memalingkan muka, tanda hatinya tak berkenan.

"Wahai Rasullullah, apa dosaku hingga Rasullullah memalingkan muka dariku?" tanya Syaikh Abu Muhammad.

"Seorang fakir dari ummatku telah meminta sesuatu darimu, tapi engkau tak menghiraukannya." jawab Rasullullah.

Mendengar ucapan demikian, Syaikh Abu Muhammad terbangun dari tidurnya dengan tubuh gemetar. Kemudian dicarinya pemuda fakir yang berada di masjid itu. Terdengar suara langkah, tanda pemuda itu baru saja meninggalkan tempat itu.

Syaikh Abu Muhmmad mengerjarnya seraya berteriak-teriak memanggilnya.

"Hai pemuda, berhentilah kau. Ini selimut yang kau minta tadi. Sekarang kuberikan padamu," teriak Syaikh Abu Muhammad.

Pemuda fakir itu menghentikan langkahnya, kemudian menoleh kearah Syaikh Abu Muhammad.

"Ketika seorang fakir menginginkan sesuatu dari Anda, anda tak menghiraukannya. Dan anda baru memberikan setelah dimintakan oleh 124 Nabi. Sekarang aku tidak membutuhkan lagi sesuatu darimu," kata pemuda itu seraya meninggalkan Syaikh Abu Muhammad yang berdiri tepaku di tempatnya, tak tahu apa yang harus dilakukannya.



0 komentar

Posting Komentar